BANDARLAMPUNG-Para mahasiswa dan siswa-siswi sangat antusias dalam mengikuti acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) yang dilakukan Ketua DPRD Ketua DPRD Bandar Lampung, Wiyadi, di Taman Wisata Lengkung Langit-2, Sumber Agung, Kemiling, Kamis (18/05/2023).
Bahkan agenda tersebut juga penuh dengan keceriaan, karena banyak doorprize dari pertanyaan seputar ideologi pancasila yang diberikan Ketua DPRD Wiyadi. Peserta yang merupakan kaula-muda dan tergolong kaum gen -Z sangat ramai menyesaki arena tenda acara sosialisasi.
Sontak saja, banyak sekali pertanyaan dari para peserta, seputar ideologi pancasila dan juga mengenai tugas pokok dan fungsi legislatif. Acara tersebut sangat meriah, ramai ditambah dua pembicara yang juga merupakan dosen dari Universitas Lampung (Unila) Widya Rizky Eka Putri dan sosok ustadz Supratman Abdul Karim, sehingga acara semakin kocak dan hangat.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Wiyadi mengatakan, jika sebelum-sebelumnya agenda IP-WK peserta rata-rata kaum ibu-ibu dan bapak-bapak. Namun, kali ini berbeda panitia mendatangkan para mahasiswa dan siswa-siswi dari SMA N-7 Bandar Lampung.
“Ramai ya, ini saya lihat wajah-wajahnya kalau bahasa anak sekarang gen-Z dan kaum milenial. Saya jelaskan agenda sosialisasi ini adalah murni kegiatan DPRD Bandar Lampung. Kenapa ini perlu dilakukan, pembinaan ideologi pancasila ini sebagai bekal untuk kita semua untuk mengingat jati diri dan rasa nasionalis (kebangsaan) karena mengingat situasi saat ini banyak sekali pengaruh budaya asing yang dapat merusak tatanan budaya nusantara, budaya bangsa Indonesia,” papar Ketua DPRD Bandar Lampung Wiyadi.
Di era digital semua serba canggih setiap orang yang memiliki smartphone bisa mengakses internet, sehingga dengan mudah dapat menerima berita-berita hoax.Tentunya ini adalah merupakan tantangan bagi kaum milenial dan kaum gen-Z. “Saat ini sangat mudah menyebarkan berita-berita hoax. Saya harapkan kaum milenial bagaimana menyaring berita-berita yang belum tentu kejelasannya, jangan buru-buru menyebarluaskan berita, karena itu akan jadi malapetaka dan menimbulkan kegaduhan,” ungkapnya.
“Sebagai anak muda, tentunya mengetik boleh-boleh saja, akan tetapi ke depankan adab, etika dan sopan santun. Hati-hati melakukan keritikan di media sosial, jika belum ada fakta nya jangan mudah mengeshare berita. Karena akan menimbulkan kegaduhan serta dapat mengadu domba bangsa sendiri. Oleh karena saya harap pada generasi-Z dan milenial untuk turut berkontribusi berhadapan penerapan nilai-nilai luhur Pancasila. Mari kita warnai media sosial (medsos) dengan nilai kalimat sopan dan bicara dengan nilai Luhur Pancasila,” jelasnya.
Sementara, Narasumber, Widya Rizki Eka Putri yang juga dosen Unila, ini mengawali pemaparannya dengan menyanyikan lagu bangun pemuda pemudi. Sehingga para peserta yang noota benne kaula muda menjadi bersemangat.
“Pancasila menjadi ideologis bangsa, sejarah lahirnya Pancasila, pertama diawali dengan kekalahan perang Jepang. Sehingga lahir lah Pancasila pada 1 Juni oleh bapak pendiri bangsa Soekarno, gagasannya tentang Pancasila, yang kemudian menjadi Piagam Jakarta,” terangnya.
Pancasila adalah dua fungsi, berkedudukan sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. “Hirarki aturan paling atas adalah Pancasila baru UU 1945 dan aturan turunan dibawahnya. Semua aturan di Indonesia mengerucut pada Pancasila,” tandasnya. (ron)