BANDARLAMPUNG- Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung menggelar hearing rapat dengar pendapat (RDP) bersama beberapa stack holder yakni Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Bapeda dan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kota Bandar Lampung, Rabu (05/03/2025).
Dalam hearing RDP tersebut, membahas terkait penanganan masalah banjir yang melanda hampir seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung dan bagaimana penanganan kedepan. RDP dipimipin Ketua Komisi III Agus Djumadi dan dihadiri anggota komisi.
Ketua Komisi III Agus Djumadi mengatakan banjir yang melanda kota Bandar Lampung bukan hanya di wilayah pesisir teluk betung seperti biasanya, namun banjir sudah melanda perumahan dan pemukiman penduduk yang selama ini tidak pernah banjir.
“Nah bagaimana penanganan Dinas PU sendiri dan seperti apa fungsi dari drainase sehingga air hujan tidak mengalir sehingga mengakibatkan banjir. Kita hearing ini membahas bukan hanya sekedar tindakan saat kejadian, tapi bagaimana langkah program penanganan banjir kedepan itu seperti apa,” ujar Agus Djumadi.
Karena, lanjut Legislator PKS ini, banjir yang melanda Kota Bandar Lampung hujan 15 menit saja jalan-jalan protokol sudah dipenuhi air hujan dan air menggenangi jalan protokol. “Pertanyaan? Bagaimana fungsi saluran drainase jalan-jalan protokol, sampai air hujan bisa menggenangi jalan raya, drainasenya mampet kah atau saluran air yang tidak ada, contoh di Jalur dua Way Halim, Jalan Sultan Agung banjir,” paparnya.
Selain itu juga, Endang Asnawi Anggota Komisi III juga mengatakan banjir yang melanda wilayah Panjang dan sekitarnya dia mempertanyakan pihak Dinas PU sendiri apa yang sudah dikerjakan? Jika hanya melakukan pengerukan dan pendalaman sungai di bibir pantai muara saja, tetapi dahulunya sendiri tidak diperbaiki, maka banjir akan datang lagi.
“Apa yang sudah dilakukan untuk mengurangi bajir di Panjang, jangan hanya mengeruk, lihat di atas ada apa, apa yang jebol. Terus kalau yang di Jalan Yos Sudarso jika alasan jalan bukan kewenangan Kota, maka itu pembiayaan namanya. Jangan ada pembiaran banjir, jangan bicara ranah pusat atau provinsi. Benahi, bukan pembiaran, jangan terjadi musibah dulu baru ada penanganan,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Kadis PU Kota Bandar Lampung Dedi Sutiyoso menjelaskan untuk banjir pada 17 Januari, titik rawan ada di Panjang di pesisir Tekuk, Pasar Ambon ada pendangkalan drainase dan sungai.
“Kalau yang di Jalan Baru, Panjang itu karena adanya pengerukan gunung di daerah Sutami, Gunung-gunung sudah pada gunduk tidak ada resapan air, sehingga terjadi erosi dan banjir,” ungkapnya.
Soal banjir di Jalan Yos Sudarso l, pemeliharaan tidak ada karena jalan nasional. Banjir di TBS (Teluk Betung Selatan) Kuripan, karena bronjong sungai tidak ada, di TBT (Teluk Betung Timur) banjr membawa lumpur yang masuk ke rumah warga.
“Banjir di Sultan Agung kami sudah tangani karena gorong mampet, sehingga air hujan tidak mengalir. Jalan Sultan Haji, hari ini kita bongkar dan di pasang box untuk drainase. Perumahan Angkasa Way kandis adanya penyempitan saluran air dan banyak sampah masuk ke saluran drainase. Tanjung raya permai memang saluran kecil dan kita sekrang sudah lebarkan,” tandasnya. (ron)