BANDARLAMPUNG-Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Rakhmad Nafindra menghimbau kepada masyarakat agar jangan mudah terpropokasi dan ajakan untuk memecahkan belah persatuan dan kesatuan bangsa. Juga warga tidak mudah mempercayai informasi berita negatif atau hoax dari media sosial (Medsos).
Demikian diungkapkan Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Rakhmad Nafindra, pada kegiatan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan di Campang Raya, Sukabumi, Kamis (22/09/2022).
“Kegiatan ini dari DPRD Kota Bandar Lampung, dimana untuk menghidupkan kembali pancasila sebagai ideologis bangsa dan sebagai penyaring budaya dari luar, sehingga nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung di dalam pancasila senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Nafindra.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dimana banyak terdiri dari pulau-pulau, suku, bahasa, rasa dan Agama. Dengan demikian juga banyaknya beraneka ragam budaya dan adat istiadat. Nah, dengan negata yang berazaskan pancasila meski berbeda namun tetap satu kesatuan negara Indonesia. “Jangan sering terbawa dengan kabar hoax yang belum jelas informasinya, apalagi informasi dari medsosx karena kabar hoax yang dapat memecahkan belah bangsa. Pancasila sebagai pandangan hidup sekali gua sebagai filter akan budaya asing,, tetaplah kepada budaya bangsa dan Intisari dari pancasila adalah budaya bergotong royong,” paparnya.
Acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan anggota DPRD Bandar Lampung Rakhmad Nafindra di Campang Raya, di mederatori Suheli, dari DPC PDI-Perjuangan dengan dua narasumber yakni Firmansyah SE., mantan anggota DPRD Lampung dan Sujiatmoko, SE., kepala Bandiklat PDI Perjuangan.
Narasumber Firmansyah SE., menjelaskan, jika kehadiran pihaknya bukan untuk menggurui namun hanya menyampaikan apa yang menjadi materi sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan. Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia. Nah, kenapa pemahaman pancasila dihangatkan lagi, karena ada hal-hal yang membuat masyarakat nanti lupa atau terdistorsi dengan ideologi yang telah kita hayati dan mencegah berpindah.
“Saya hanya mengulas seputar pentingnya pertemuan ini di masyarakat bahwa kalau kita memulai kehidupan biasanya dilingkungan masyarakat punya hubungan sosial. Kita kalau tidak punya ideologi mungkin semua punya tujuan yang berbeda, kalau bicara negara pasti punya ideologi dan ideologi negara kita yakni pancasila,” urainya.
Persoalan ideologi bangsa bisa terkikis dengan adanya hal-hal baru termasuk internet, dan hal ini juga jelas ada yang berniat akan memasukkan ideologi baru. “Ada 4 hal penting yang harus kita pegang dalam berbangsa dan bernegara yakni 4 pilar kebangsaan diantaranya, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Saya ingatkan bahwa kita sebagai warga harus miliki pandangan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara. Makanya ada wawasan kebangsaan. Ini kita harus tau sebagai mana warga negara,” paparnya.
UUD 1945 adalah sebagai landasan hukum bagi warga, ada satu tujuan bernegara yaitu memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan dan mensejahterakan, serta membuat keadilan rakyat. Bhinneka Tunggal Ika, adalah simbol meski kita berbeda-beda tetapi tetap satu jua Indonesia.
NKRI. Karena kita terdiri dari banyak pulau, banyak banyak suku, adat istiadat, agama ras dan lain, tapi kita satu negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semantara, Sujiatmoko, SE., narasumber lainnya, ia menjelaskan nikai-nilai pancasila hadir dan melekat dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Nah, nilai-nilai pancasila ada butir keadilan sosial, walaupun di ujung kota, sosok anggota DPRD Rakhmat Nafindra tetap hadir di ujung dapilnya, Sukabumi. Hal inilah bagian dari nilai keadilan sila pancasila. PDIP sangat konsen dalam pancasila dalam ideologi negara. Negara lahir dengan kesepakatan para pendiri bangsa,” kata dia.
Bahwa daerah yang ada di Indonesia terdiri dari banyak pulau-pulau dan suku serta agama. Dan tidak dapat dibayangkan jika tidak ada pancasila. “Kita bisa duduk bersama saling sapa, kita tidak pernah pertanyakan siapa, suku apa, agama apa, itu karena kita dipersatukan oleh pancasila. Bisa dibayangkan kalau tidak ada pancasila, bagaimana kalau semua pulau minta merdeka makanya kita bersyukur kalau negara kita landasan ideologinya pancasila,” Jelas dia.
“Saya juga berpesan jangan mudah terpropokasi, karena berita dari sosial media, bijak dan arif lah dalam menggunakan medsos dan gunakan internet dengan bijak mencari informasi yang berguna. Jangan mudah terhipnotis dengan propaganda di media sosial. Intisari dari pancasila adalah bergotong royong,” tandasnya. (ron)