BANDARLAMPUNG-Menarik. Pelaksanaan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (IP-WK) yang digelar Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Hi. Wiyadi, selalu saja membuat peserta betah dan tidak membosankan.
Pasalnya, disamping banyak doorprize, dari kuis pertanyaan yang diberikan anggota DPRD tersebut, membuat ‘pecah’ suasana sehingga menjadikan gelak-tawa karena kekocakan peserta quiz ketika menjawab pertanyaan- pertanyaan seputar pancasila-wawasan kebangsaan dan bagaimana bijak dalam menggunakan media sosial (Sosmed).
Diketahui, agenda PIP-WK Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Hi. Wiyadi, dilaksanakan di taman wisata Lengkung Langit-2 Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kamis (15/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Wiyadi menyampaikan bahwa pancasila yang terpenting adalah bagaimana pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga bagaimana kita bertetangga bersikap dan beretika baik. Apalagi di tengah-tengah kemajemukan masyarakat Indonesia, memperkuat persatuan dan kesatuan.
“Memulai pengamalan Pancasila dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Bayangkan kalau ada tetangga yang meninggal dunia, tidak ada yang menyolatkan gara-gara hanya berbeda pilihan politik. Jangan karena beda pandangan politik membuat perpecahan di negeri Indonesia, pupuk rasa cinta damai, hidup sederhana sesuai ajaran pancasila,” kata Wiyadi yang juga Ketua DPC PDI-Perjuagan Kota Bandar Lampung ini.
Selanjutnya, dalam aksi quiz menjawab pertanyaan Ketua DPRD Bandarlampung Wiyadi, yang mempertanyakan prihal bagaimana bertetangga yang baik di tengah-tengah masyarakat dan bijak dalam menggunakan medsos? Menjawab pertanyaan tersebut peserta quiz ibu Suryani dari Kelurahan Sumber Rejo, Kemiling menjawab jika dia senantiasa mengikuti kegiatan di kampungnya baik pengajian dan kegiatan lainnya.
“Saya dalam bertetangga bersikap baik dengan sekeliling rumah dan saya ikut semua kegiatan di kampung. Tapi kalau di sosmed saya nggak mau ngegosip, mendingan saya pasang foto dari pada ngegibah. Mending memamerkan diri, pose-pose, saya upload, pamer foto, dari pada ngegibah,” katanya berkelakar, diikuti gelak tawa peserta sosialisasi. “Pesan kepada anak-anak muda, jangan mudah terprovokasi dengan adanya informasi di medsos, bijaklah dalam menggunakan Facebook atau instagram,” Imbuhnya.
Lain hal pula dengan Ibu Ani peserta dari Kelurahan Sumberejo, Kemiling, ibu tersebut menjawab pertanyaan nagaimana dalam bermasyarakat jika menghadapi ada tetangga yang berbeda agama? Dia menjawab, tetangga adalah saudara yang paling dekat, sayangi tetangga bagaima pun dia statusnya ada jabatan atau berbeda agama pun, kita saling menyayangi, saling menghormati dan saling bertoleransi. “Kalau dekat dengan tetangga yang pertama menolong kita kalau kita kesusahan/kesulitan yang pertama menolong adalah tetanggga,” ungkapnya.
Demikian juga Aninda gadis belia dari Kelurahan Kedaung ini juga menjawab pertanyaan bagaimana bersosial media yang baik terutama degan para polower bila mendapatkan kabar berita/informasi. “Kalau saya dalam menggunakan sosmed, jika ada informasi yang belum pasti kebenarannya jangan sembarangan sare, atau kirim ke Facebook Instagram atau via whatsapp, apalagi sampai ikut menghujat, itu tidak baik karena dapat memecahkan belah rasa persatuan dan kesatuan, juga janganlah menebar berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tandasnya.
Narasumber Pal Gunadi menjelaskan kenapa saat ini diingatkan kembali tentang ideologi pancasila dan wawancara kebangsaan Diingatkan kembali karena saat ini sedang ada gangguan. Pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang santun ramah, ber etika, dan sikaf gotong royong.
Idham Manaf yang juga narasumber dari UBL menjelaskan bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia selalu kompak jaga persatuan dan kesatuan NKRI, tidak mudah terpecah belah. Jangan hanya karena kepentingan politik, bisa memecahkan belah bangsa. (ron)