BANDARLAMPUNG -Saat ini pemahaman tentang idiologi Pancasila dirasa mulai kendor. Nah menurunnya pemahaman terhadap Pancasila dan wawasan kebangsaan menjadi keprihatinan pemerintah utamanya pihak legislatif.
Berangkat dari situ, anggota DPRD Bandarlampung, Rakhmad Nafindra, melakukan sosialisasi idiologi Pancasila dan wawancara kebangsaan, di Jalan Terusan Gg Murai No. 7 Kelurahan Korpri Raya, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung, Rabu (3/08/2022) bersama dua Nara sumber pembicara Firmansyah, SE dan Ir. Tunas Budi Lukito
Menurut anggota DPRD Bandarlampung, Rakhmad Nafindra, saat ini pemahaman tentang pancasila sudah mulai kendor, apalagi pada kaum milenial, karena tidak adanya mata pelajaran Pancasila lagi sejak duduk di bangku sekolah.
“Kalau dulu masih ada pelajaran namanya pendidikan moral pancasila (PMP) atau PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan ada penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila) makanya nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila selalu diterapkan di tengah masyarakat, contohnya budaya gotong royong dan hidup rukun dan damai,” kata dia.
Oleh marena itu, lanjut politisi PDI-Perjuagan ini terkait sudah mulai pudarnya ideologi pancasila ditengah-tengah masyarakat maka dari itu DPRD mencoba menghidupkan kembali Pancasila sebagai dasar negara dimana Pancasila lahir dari musyawarah mufakat para pendiri bangsa.
“Sosialisasi ini tidak hanya mengundang ibu-ibu dan bapak-bapak, kami juga undang para milenial, agar lebih memahami nilai-nilai dan butir-butir yang terkandung dalam Pancasila, agar bisa diterapkan di lingkungannya, hidup rukun dan bergotong-royong,” jelasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Bandarlampung ini menekankan, pemahaman terhadap Pancasila dan Wawasan Kebangsaan saat ini, sangat penting apalagi saat ini sering terjadi aktifitas permasalahan sosial yang mengarah kepada potensi konflik, intoleransi dan lunturnya jiwa kebangsaan.
“Pancasila adalah pegangan kita, rujukan kita dalam berbangsa dan bernegara. Dalam merumuskan pancasila, para pendiri bangsa memiliki tujuan agar bangsa yang kaya akan latar belakang adat dan budaya ini tetap bisa bersatu dan menjadi bangsa yang kuat,” ungkapnya.
Negara Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya, dengan beragamnya budaya, suku dan rasa bangsa Indonesia, maka sikap toleransi dan tenggang rasa menjadi sangatlah penting. Dengan demikian kita akan terhindar dari perpecahan dan konflik sesama anak bangsa.
“Budaya bergotong-royong itu budaya asli bangsa Indonesia. Sehingga kita harus saling membantu satu sama lain. Tidak boleh hanya mementingkan kepentingan peribadi, karena persatuan dan kesatuan harus lebih diutamakan,” tandasnya. (ron)