BANDARLAMPUNG-Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bandar Lampung menegaskan, jika pihaknya telah melakukan klarifikasi terkait kasus yang menyeret nama salah satu anggota DPRD serempat Agung Zawil.
Pasalnya, anggota Fraksi PKB tersebut dikabarkan terlibat dalam insiden cek-cok mulut dan penolakan membayar tagihan karaoke senilai Rp9 juta pada Minggu (29/10/2024) silam.
Nah, atas dasar hal tersebut, Ketua BK DPRD Kota Bandar Lampung, Yuhadi, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi yang bersangkutan dan kejadian tersebut secara lengkap dan telah menyusun berita acara pemeriksaan.
“Kami telah mengonfirmasi kepada Saudara Agung Zawil dan memastikan semua informasi bersama Badan Kehormatan. Cerita yang berkembang ini sangat merugikan Saudara Agung karena memberikan persepsi negatif dan menurunkan wibawanya. Setelah mendengar langsung penjelasan Agung, kami menemukan bahwa pemberitaan yang beredar tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” jelas Yuhadi, Kamis (14/11/2024).
Dipaparkan Yuhadi yang didampingi beberapa anggota BK yakni Edison Hadjar Wakil Ketua, Endang Asnawi anggota dan lainnya. Dalam kronologi yang disampaikan oleh Agung, pada tanggal 9 September 2024, ia menghadiri resepsi pernikahan keluarganya, hadir juga keluarganya dari luar kota. Setelah acara tersebut selesai, keluarga besar memutuskan untuk bersantai di sebuah kafe di Teluk Betung Selatan. Pada sekitar pukul 20.00 WIB, Agung menerima telepon dari saudaranya yang melaporkan adanya keributan di kafe tersebut.
“Agung langsung menuju lokasi untuk melerai, karena badannya kecil, dia harus naik ke atas kursi agar terlihat. Tidak ada penolakan pembayaran bil, bahkan tagihan malam itu sudah dilunasi sesuai angka yang tercantum,” tambah Yuhadi.
Setelah insiden tersebut, pihak pengelola kafe sempat melayangkan laporan ke Polsek Teluk Betung Selatan (TBS), tetapi karena adanya miskomunikasi, permasalahan tersebut akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Laporan dari pihak kafe dicabut, dan para pihak yang terlibat sepakat berdamai.
Yuhadi menekankan bahwa Agung bukanlah pelapor ataupun pelaku utama dalam kejadian tersebut. “Ia hanya datang karena dipanggil saudaranya, dan itu pun dibantu dengan navigasi dari Google Maps. Ia juga hadir di lokasi bersama sopirnya,” tandasnya. (*/ron)