BANDARLAMPUNG-Papan bunga ucapan turut berduka atas wafatnya kebebasan berorganisasi di Universitas Lampung (Unila), kerjejer di bundaran Tugu Adipura, Senin (11/4/2022).
Pantauan di lokasi, setidaknya ada 10 papan bunga yang terpasang di pinggir Jl. Diponegoro menuju Jl. Ahmad Yani.
Yang sebelumnya, ucapan duka tersebut terpasang di jalur dua dekat tugu Unila. Namun tak butuh waktu lama satpam setempat telah membersihkannya.
Yang mengirimkan ucapan itu, mulai dari Badan eksekutif mahasiswa (BEM) Unila angakatan 1999 hingga 2019 dan BEM kabinet muda bergerak.
Mantan Presma BEM Unila tahun 2019, Fajar Agung Pangestu menyampaikan, karangan bunga itu hadir karena kekecewaan atas matinya BEM Unila selama ini, sehingga beberapa mantan BEM Unila berduka cita.
“Pemindahan ke Adipura itu, karena memang ada pencabutan dari pihak kampus Unila. Sebab, jika BEM Unila mati, maka akan mati pula pergerakan mahasiswa di kampus,” ujarnya.
Sementara, Mantan BEM Unila tahun 1999-2000, Nizwar Affandi mengaku, pemasangan papan bunga itu sampai ditarik kembali oleh floristnya.
“Karena di Unila dilarang, maka pasang di Adipura lebih banyak yang melihatnya agar publik tahu sedang ada masalah kemahasiswaan di Unila,” ucapnya.
Bentuk kekecewaan itu datang, lantaran setahun lebih sejak pelantikan unit kegiatan mahasiswa (UMK) Unila pada 10 Maret 2021. Jabatan presiden dan wakil presiden BEM Unila kosong.
Kekosongan jabatan ini bermula saat para bakal calon presiden mahasiswa (Presma) dan Wapresma tahun 2020 saling gugat menggugat ke pansus. Sidang sengketa pun berakhir ricuh.
Terpilihnya Presma, Amiza Rezika dan Wapresma, Umar Bassam pada akhir tahun lalu. Namun para pimpinan Unila tak mengaku presiden terpilih tersebut. (*/yeni)