BANDARLAMPUNG -Meski ditengah hujan lebat dan petir yang menyambar, tidak pula menyulutkan niatan para ibu-ibu dan bapak-bapak untuk mengikuti agenda sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan, di kediaman Anggota DPRD Bandarlampung, Dedi Yuginta, di Jalan Nakip, Kota Baru, Tanjungkarang Timur, Rabu (3/8/2022).
Bahkan, tidak sedikit para ibu-ibu yang rela basah-basahan mengikuti acara sosialisasi Ideologi pancasila. Dalam kesempatan itu, Dedi Yuginta mengatakan, jika pemahaman tentang pancasila saat ini sudah memudar, karena itu legislatif DPRD Kota Bandar Lampung, mensosialisasikan ideologi pancasila ke masyarakat.
“Nilai – nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila adalah yang pertama, di dalam sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius.
Lalu, dalam sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai kemanusiaan.
Kemudian, ujarnya, di dalam sila ketiga, Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa.
lanjutnya, di dalam sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai kerakyatan.
Kemudian ujarnya, sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
“Kembalikan lagi pelajaran di sekolah terkait wawasan nusantara dan wawasan kebangsaan. Kondisi di masyarakat saat ini sangat rawan akan terjadi kompli. Karena itu perlu lagi di asah akan pemahaman pancasila agatau kita bisa hidup dengan rukun dan damai,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Tunas Budi Lukito mengatakan, semua kalangan harus mengerti dan memahami pengertian Pancasila itu. Dimana Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang artinya lima dan Sila yang artinya dasar atau asas.
Ditambahkannya, nilai – nilai di dalam Pancasila terbentuk atas dasar pertimbangan – pertimbangan cipta, rasa, karsa dari seseorang atau sekelompok masyarakat/bangsa.
“Masyarakat Indonesia salah satunya dibangun atas kerjasama atau gotongroyong. Ketika kita bicara kerakyatan, sesuatunya dilakukan dengan musyawarah dan mufakat. Tingkat toleransi masyarakat kita masih tinggi. Pancasila tercantum di dalam UUD 1945,” tandasnya. (*/ron)