BANDARLAMPUNG- Menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H (2025) anggota DPRD Kota Bandarlampung Sri Ningsih Djamsari memohon maaf apabila ada salah kata/ucapan dan perbuatan yang salah selama ini.
Hal ini diucapkan Sri Ningsih Djamsari, dihadapan para peserta sosialisasi pembinaan ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) di Kecamatan Sukarame, pada Sabtu (22/2/2025).
Terlihat, peserta sosialisasi PIP-WK tersebut kali ini banyak mengundang kaum Gen-Z dan milenial dari Way Dadi, mahasiswi UIN Raden Intan dan ITERA.
Menurut Srikandi PDI-Perjuangan itu, ia mengundang kaula muda generasi Gen-Z karena belakang banyak sekali terjadi kenakalan remaja tawuran, Narkoba bahkan tidak mengenal lagi sopan santun dan bahkan tidak ada lagi sikap toleransi antar sesama.
“Kita dengar bersama belakangan ada kabar di media sosial remaja SMA tauran dan banyak sekali remaja yang terjebak dengan natkotika, tidak ada lagi rasa sopan santun dan lainnya. Hal ini salah satunya adalah karena tidak mengenal lagi ajaran nenek moyang kita Pancasila,” ujarnya.
Sekretaris Komisi I DPRD Kota Bandarlampung, Sri Ningsih Djamsari memaparkan melalui Sosialisasi ideologis Pancasila ini diharapkan dapat menekan kenakalan remaja baik yang terjebak dengan bahaya natkotika. “Karena dengan kegiatan ini narasumber akan mendapatkan bagaimana ideologis Pancasila dan mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, karena implementasi dalam kehidupan kita tidak terlepas dari lima sila Pancasila,” ungkapnya.
Oleh karena itu, imbuh anggota Fraksi PDI-P ini, para remaja kaum milenial dan Gen-Z mari lebih mengenal ideologis Pancasila dan jalin rasa Kesatuan dan persatuan, cintai NKRI. “Pancasila tidak bisa kelas dari kehidupan sehari-hari, baik dlam kerukunan dan kedamaian dalam lingkungan, kaula muda adalah kekuatan bangsa dan negara. Sosialisasi ini dilakukan semua anggota DPRD di masing-masing daerah pemilihan, karena ini agenda resmi DPRD Bandarlampung,” paparnya.
Kenakalan remaja yang terkait dengan tauran dan narkoba memang menjadi salah satu masalah sosial yang serius di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kenakalan remaja ini adalah kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap ideologi Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki lima sila yang dapat menjadi pedoman bagi remaja dalam berperilaku dan mengambil keputusan. “Namun, jika remaja tidak mengenal dan memahami Pancasila, maka mereka dapat lebih mudah terpengaruh oleh perilaku negatif seperti tauran dan narkoba,” tandasnya.
Diketahui, sosialisasi PIP-WK yang digelar anggota DPRD Bandarlampung Sri Ningsih Djamsari mengundang dua narasumber yakni Riyanto kepala SMK BLK dan Hambali, mantan anggota DPRD Bandarlampung. (ron)