Pengamalan Pancasila Dimulai dari Keluarga Inti di Rumah

  • Share
banner 468x60

BANDARLAMPUNG-Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (IP-WK) yang dilakukan anggota DPRD, merupakan salah satu tugas anggota DPRD untuk mengingat kembali kepada masyarakat, agar lebih cinta kepada NKRI.

Demikian diungkapkan anggota DPRD Bandarlampung, Abdul Salim, di sela-sela agenda sosialisasi (IP-WK) di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Minggu (05/11/2023).

banner 336x280

“Saya hanya pelaksana, acara ini juga bukan dana pak Salim, dana APBD, kami dikasih tugas, dari sekretariat DPRD, sehingga semua tertib administrasi, tujuan bagaimana mendalami implantasi ideologi pancasila dan wawansan kebangsaan, supaya kita tau dan dapat mengamalkan pancasila sehingga nantinya diterapkan di keluarga dan lingkungan masing-masing,” ujarnya.

Menurut Ketua Komisi II DPRD Bandarlampung Abdul Salim, kegiatan ini diharapkan dapat mengingatkan kembali kepada masyarakat, supaya lebih mendalami pengamalan pancasila.
“Kita belajar sejenak untuk mengingatkan kembali bagaimana implementasi pancasila di lingkungan tempat tinggal, bagaimana bertetangga yang baik dan bagaimana berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Baca Juga  Ada Doorprize Warga Antusias Ikuti IP-WK Rakhmad Nafindra

Sementara, narasumber pertama pada kegiatan tersebut, DR. Lina Maulidiana rektor Universitas Saburai, ia menjelaskan bahwa ada 1 Juni diperingati sebagai hari lahir pancasila. Kepana sosialisasi sekarang tidak berhenti dilakukan, karena untuk mengingatkan kembali pancasila, karena rasa nasionalis dan sifat gotongroyong masyarakat Indonesia sudah berkurang.

“Saat ini banyak bermunculan budaya baru yang bertentangan dengan pancasila dan agama yang ada di Indonesia, seperti LGBT, bisexual, dan lain-lain. Banyak anarkisme kelompok tertentu yang berusaha merubah ideologi negara. Hal ini semua bertentangan dengan pengamalan pancasila,” jelasnya.

“Disini dirasa masih lemahnya menghayati pengamalan pancasila, sehingga masih banyak yang berusaha merubah ideologi negara. Bahkan, sering kali mengedepankan ego dan panatisme kesukuan atau kedaerahan, hal ini jelas memicu perpecahan. Pentingnya pengamalan pancasila dimulai dari keluarga inti, yakni di rumah,”ungkapnya.

Baca Juga  Ini Pesan Ketua DPD F-SPTI/K-SPSI Jelang Muscab DPC Khusus F-SPTI Panjang

“Pancasila sebagai pemersatu bangsa, karena Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa budaya, adat istiadat dan agama serta lainnya, dengan adanya pancasila NKRI tetap utuh jadi satu kesatuan,” paparnya.

“Pentingnya pengamalan pancasila dimulai dari keluarga inti, di rumah. Hidup berdampingan secara damai walaupun berbeda beragama, toleransi antar umat beragama, tidak memaksakan menganut kepercayaan terhadap orang lain,” tandasnya.

Selanjutnya, narasumber Ahmad Mulyono, Rektor UTB (Universitas Tulang Bawang) ia memaparkan empat pilar kebangsaan, yakni pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. (ron)

banner 336x280
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *