Sosialisasi PIP-WK Anggota DPRD Fandi Tjandra
BANDARLAMPUNG-Kenapa sering kali terjadinya Bulliying pada anak sekolah, bahkan sempat viral di media sosial akibat perbuatan bulliying ini memakan korban jiwa. Hal ini disebabkan turunnya nilai-nilai penghayatan dan pengalaman Pancasila di sekolah siswa tidak lagi belajar empati di sekolahnya.
Demikian, diungkapkan narasumber/ pembicara dari dosen Universitas Lampung ( Unila) Widya Rizki Eka Putri, dalam sosialisasi Pembinaan ideologi pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan (WK) oleh anggota DPRD Bandarlampung, Fandi Tjandra, di Perumahan Perwata, Teluk Betung Timur (TbT) Sabtu (19/11/2022).
“Pancasila adalah sumber dari segala macam acuan hukum di Negara Indonesia. Karena itu pancasila adalah jadi pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu sudah sepatutnya pancasila masuk kurikulum di dunia pendidikan sejak dini, karena nantinya anak-anak dapat memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila,” ujar Dosen Unila ini.
Nagara Indonesia, terus dia, dibangun atas perbedaan-perbedaan suku bangsa, adat budaya, agama dan juga lainnyaml. Banyak sekali kerjaan-kerjaan mulai dari Sabang/Aceh sampai dengan Pulau Merauke, raja-raja suku bangsa yang menurunkan ego-nya demi persatuan dan kesatuan, sehingga tercipta lah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Bagaimana kalau para raja-raja in ini dulunya tidak menurunkan rasa ego-nya. Mungkin tidak kita jadi seperti ini, jadi bangsa yang kuat dan berdaulat. Ini semua ada karena pancasila dan persatuan kita ini yang terdiri banyak suku dan bahasa, kita disatukan oleh sumpah pemuda dimana mencetuskan tanah air satu tanah bair Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu Bahasa Indonesia, inilah yang persatuan negara Indonesia,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ustadz Suparman Abdul Karim, S.Ag menjelaskan, adanya PIP-WK ini adalah untuk menjaga empat blitar kebangsaan. Empat pilar kebangsaan itu adalah yakni Pancasila UUD ’45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. “Ini penting karena sudah muncul ancaman, karena banyak muncul kelompok anti perbedaan padahal membangun bangsa ini di atas perbedaan ada suku, budaya, agama dan khas dan lainnya, NKRI ada dan berdiri kokoh karena persatuan dan kesatuan bangsa,” urainya.
Dan, imbuh dia, kelompok yang anti keragaman ini yang disesalkan justru menggunakan tameng agama. Anti agama lain dan di serang menggunakan bahasa Agama.
Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Fandi Tjandra, usai agenda sosialisasi Pembinaan ideologi pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan, ia menjelaskan untuk implementasi sosialisasi tersebut melalui Fraksi PDI-Perjuangan mendorong pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar di tahun anggran (TA) baru pendidikan kembali memasukkan mata pelajaran pancasila dalam kurikulum di sekolah.
“Fraksi PDI-Perjuangan sudah mendorong Dinas Pendidikan supaya Pancasila jadi mata pelajaran siswa di sekolah, sehingga para siswa dapat lebih memahami makna pancasila dan jadi pedoman hidup kelak dalam berbangsa dan bernegara. Dan juga pancasila dalam memghalau budaya asing, sehingga budaya bangsa tidak terkikis oleh perkembangan zaman modern,” ucapnya. (ron)