BANDARLAMPUNG-Di tengah acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) Anggota DPRD Kota Bandar Lampung M.I Darma Setiyawan, di Kelurahan Kedaton, Selasa (27/09/2022) dikejutkan dan surprise kue ulang tahun. Ya. Sontak saja, para peserta terkejut dengan lantunan lagi happy birthday. Rupanya, di sela-sela acara tersebut pula, MI Darma Setiyawan berulang tahun sehingga acara semakin meriah.
Anggota DPRD Kota Bandar Lampung M.I Darma Setiyawan mengucapkan terimakasih atas Surprise ulang tahun yang diberikan. Dalam kesempatan itu, juga ia memaparkan tentang pemahaman Pancasila Sila ke lima keadilan sosial. Dimana para peserta banyak yang mengeluhkan soal bantuan langsung tunai ((BLT) yang dinilai tidak tepat sasaran dan tumpang tindih.
“Persoalan BLT, PKH atau bantuan lainnya ini semua dari pemerintah pusat dan penerimanya adalah warga kategori tidak mampu. Soal pendataan itu tugas dari TKSK yang ada di kecamatan, jika ada warga yang layak dan tidak dapat bantuan maka silahkan laporan dan akan ditindaklanjuti. Namun, sebelumnya harus masuk data base terlebih dahulu,” ujar Darma Setiyawan.
Selanjutnya, narasumber acara sosialisasi PIP-WK AKBP Feriwanto, dari Direktorat Binmas Polda Lampung, yang menjabat sebagai Kasubdit Satpam dan Polsus, ia memaparkan jika ada negara yang pernah hancur karena generasinya tidak melaksanakan ideologinya adalah Uni Sovyet. Dapat dibayangkan bangsa Indonesia terdapat sekitar 1.340 suku bangsa yang beraneka ragam.
“Lampung saja ada Pepadun dan Saibatin. Bayangkan jika antar suku tidak akur. Negara dengan berbagai suku bangsa bahasa dan budaya, rasa dan agama. Nah, yang paling mengkhawatirkan adalah soal issue SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Coba kalau orang Jawa menghina orang Lampung, sara ini paling bahaya bisa terpecaha belah negara kita. Saling ejek agama. Makanya dengan adanya ideologi Pancasila kita jadi satu mesti berbeda-beda kita tetap satu jua adanya satu negara Indonesia,” paparnya.
“Hati-hati dengan issue sara ini, jangan sampai menghina agama, suku dan ras ini sensitif bisa mencederai Pancasila. Tahun 2045 Indonesia emas itu karena tepat 100 tahun Indonesia merdeka. Di politik pun walaupun berbeda visi- misi tetapi tetap satu tujuan membangun negeri ini. Jangan sampai masalah kesukuan merusak dan mencederai citra Pancasila. bagaimana kita menjaga negata kita supaya aman tertib tentram dan damai,” Imbuh dia.
Sementara, narasumber lain, salah seorang akademisi Fauzi Heri, menjelaskan bahwa musuh kita saat ini yang paling dekat adalah berita-berita hoax berita bohong, yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Gambar di edit-edirlt dikasih judul. Paling bahaya kaum ibu-ibu ini yang sering dapat berita, itu langsung dikirim ke yang lain belum tau keabsahan berita itu. Makanya, jika menerima informasi harus disaring dulu, dari mana sumbernya paling bahaya adalah berita tentang agama,” jelasnya. (ron)