BANDARLAMPUNG-SMAN-8 Bandar Lampung semakin menggeliat. Bukan hanya di bidang pendidikan. Namun, SMA yang dinakhodai Kepala Sekolah (Kepsek) yang berpengalaman Neng Rosiyati mengembangkan ide-ide kreatif anak didiknya dengan memanfaatkan kulit Pisang-Nanas sayur-sayuran menjadi Produk yang berkualitas.
Ya. Pada kurikulum merdeka ini, ada tiga projek yang kini digandrungi para siswa SMAN-8 yakni EcoEnzime, Pendidikan Kewirausahaan (PKWU) dan pendidikan suara Demokrasi. “Dalam projek ini, dimana para siswa dilatih supaya mandiri, agar mereka bisa mendapatkan hasil dengan karya mereka sendiri, dengan memanfaatkan barang bekas atau sampah dari masyarakat dapat menghasilkan uang. Dengan karya mandiri seperti ini mereka niscaya menyonsong masa depan lebih baik,” ujar Kepala Sekolah (Kepsek) Neng Rosiyati di ruang kerjanya, Jum’at (07/10/2022).
Dipaparkan mantan Kepsek SMA Negeri 10 Bandarlampung ini, hal ini dilakukan untuk mendidik siswa dan siswi berketerampilan dalam berwirausaha. Kurikulum Merdeka ini, juga sekolah SMAN 8 mengajarkan siswa berwirausaha. “Sudah banyak produk yang dihasilkan siswa, ada Handsetenizar, sabun cuci tangan dan pupuk cair, ada juga membuat kereasi makanan dan snack makanan ringan seperti keripik bahan kepiting, cireng dan lain-lainnya. Makanya kedepan kita mau ada edukasi dari BP-POM RI agar anak-anaknya tau akan bahan makanan dan yang bukan. Kan ada zat pewarna makanan dan juga ada bahan kimia lainnya, tapi kami tidak memakai bahan kimia,” ungkapnya.
Nah, dari mana asal bahan baku yang digunakan anak-anak? Jika untuk membuat Handsetanizer dan pupuk cair serta sabun cuci tangan, mereka menggunakan bahan baku kulit pisang dan kulit nanas. “Kan bahan sampah yang di buang, kita gunakan untuk membuat produk yang bisa menghasilkan uang. Kalau ide buat makanan dipandu oleh para guru dan mereka juga ada kerajinan membuat tas handback dari bahan bekas kardus tipis dan ide kreatif membuat tas dari tali-tali bekas. Yang jelas pemanfaatan bahan bekas jadi berkualitas dan jadi uang,” paparnya.
Kemudian, Projek PKWU (Pendidikan Kewirausahaan) disini para siswa diajarkan cara pemasangan produk yang mereka buat. “Kita buat bazar dan nanti InsyaAllah Senin kita ada bazar makanan dan produk siswa yang dipasarkan. Ini adalah cara pembelajaran kwirausaha siswa agar ke depan mereka bisa usaha sendiri atau belajar mandiri. Siswa juga diajarkan akutansi atau pembukuan ekonomi berdagang, dari mereka belanja bahan baku sampai pemasarannya, ” jelas Neng Rosiyati.
Nah, selanjutnya, imbuh Neng Rosiyati untuk Projek lainya yakni pembelajaran tentang Demokrasi, dimana para siswa-siswi ini belajar bagaimana dalam berdemokrasi yang baik dan benar dengan mencontohkan seperti pemilihan ketua OSIS dan belajar berorasi. Dan juga para siswa-siswi telah di ajak dan belajar ilmu politik pemilih pemula dan siswa juga pernah belajar dan berkunjung ke KPU dan Bawaslu untuk belajar politik sebagai pemilih pemula.
“Kita berikan pembelajaran ilmu politik sejak dini bagaimana kita memilih pemimpin yang baik dan benar suapaya siswa-siswi ini tau seperti apa politik yang benar.”tandasnya. (ron)