BANDARLAMPUNG-Meski diguyur hujan yang cukup deras, namun tidak menyulutkan niatan para peserta yang mengikuti agenda sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) yang digelar Anggota DPRD Kota Bandarlampung, Yuhadi SHI.,MH., yang digelar di Kelurahan Gedung Air, Sabtu (24/9/2022).
Terdapat sekitar 150 an lebih peserta dari beberapa kelurahan yang ada di daerah pemilihan (dapil) 5 yang meliputi Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Enggal dan Kedamaian. Dalam kesempatan itu juga Ketua DPD II partai golkar Kota Bandar Lampung Yuhadi memohon maaf kepada warga handai Tolan tokoh masyarakat, tokoh adat dan lainnya, karena keterbatasan undangan sehingga tidak semua dapat di undang pada acara sosialisasi PIP-WK tersebut.
“Saya mohon maaf kepada warga di dapil saya ini, karena keterbatasan kuota Undangan, hanya dibatasi 150 orang, sehingga tidak semua bisa saya undang, mungkin nanti pada kesempatan lain saya akan undang. Mungkin nanti secara bergiliran lokasinya nanti kita adakan acara lagi,” kata Yuhadi.
“Terima kasih kepada warga yang sudah berkenan hadir meski diguyur hujan deras. Nanti ada pemahaman tentang ideologi pancasila dari narasumber,” jelasnya.
Sementara, narasumber Ghinda Ansory menjelaskan Pancasila merupakan dasar negara dan menjadi Pedoman hidup bangsa. Disamping itu juga perlu ada wawasan kebangsaan. “Kita sebagai warga negara jangan pernah lupa akan sejarah bangsa dimana ada hari kebangkitan nasional, Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Sebagai genarasi penerus bangsa jangan pernah lupa akan sejarah, karena dengan sejarah kita akan cinta akan Indonesia,” Ungkapnya.
Berdirinya negara Indonesia atau kemerdekaan negara kita adalah berdasarkan kesepakatan bersama para pendiri bangsa. Oleh karena itu, ia mengajak sebagai generasi penerus bangsa atau generasi milenial memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. “Generasi muda sebagai agen perubahan jiwa patriotisme, rasa cinta tanah air bisa diwujudkan salah satunya dengan ikut mengingat kembali sejarah perjuangan bangsa,” jelasnya.
Dan yang tak kalah penting juga, generasi milenial, tidak melupakan adat dan budaya kedaerahan yang menjadi satu kesatuan dalam hidup berbangsa, bernegara, berbudaya, dan beragama. Sebab, Indonesia terkenal akan keanekaragaman budayanya.
Senada, narasumber lain Hartini Soraya staf khusus Wakil ketua DPR-RI menjelaskan tentang makna dari pancasila dan butir-butir yang terkandung didalamnya. “Pancasila adalah Dasar negara kita independen, terdapat makna-makna yang terkandung dalam sila-sila dasar pancasila,” ujarnya.
Pancasila terdiri atas dua suku kata, yaitu panca dan sila. Panca artinya lima dan sila artinya dasar. Makna silakan pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai bangsa yang religius yaitu bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan agama dan kepercayaan masing-masing.
Kemudian, sambung dia, Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Simbol gambar rantai ini dijadikan sebagai lambang sila kedua dari Pancasila. Rantai yang berjumlah 17 dan saling sambung menyambung tidak terputus, ini melambangkan generasi penerus yang turun temurun.
Lalu, Persatuan Indonesia. Simbol gambar pohon beringin sebagai lambang tempat berteduh atau berlindung.
Selanjutnya, Gambar Kepala Banteng dijadikan sebagai dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Kepala banteng diartikan sebagai tenaga rakyat dijadikan sebagai lambang sila keempat Pancasila. Kemudian terkahir, sila ke-5 yang memakai simbol gambar padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. (ron)