IP-WK: Berbeda Suku Bangsa Ini Adalah Fitroh Bagi Negara Indonesia

  • Share
banner 468x60

BANDARLAMPUNG-Politisi PDI-Perjuangan Endang Asnawi melaksanakan kegiatan sosialisasi Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (IP-WK) di Kedamaian, Selasa (01/08/2023).

Dalam kesempatan itu Endang Asnawi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda sekretariat DPRD. Dengan sosialisasi ini, diharapkan warga dapat memahami bagaimana implementasi pemahaman ideologi pancasila di lingkungan sehari-hari.

banner 336x280

‘Kondisi generasi bangsa saat ini, diwajibkan untuk mengikuti kegiatan penataran ideologi pancasila, supaya generasi bangsa bukan hanya mengenal sila yang ada di Pancasila, tetapi butir Pancasila pun wajib dipahami dan dipelajari untuk diejawantahkan dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan warisan leluhur bangsa yang tertanam dalam sanubari warga Indonesia. Ajaran leluhur bangsa Indonesia yang paling melakat di masyarakat adalah gotong royong, selain itu warga Indonesia dikenal dengan ramah-tamah, sopan santun, tepo seliro, budi pekerti, rendah hati, rasa empati dan nasionalis serta lainnya.

Baca Juga  IP-WK Wiwik Anggraini: BPIP Jangan Benturkan Pancasila dengan Agama

“Nah, sifat-sifat seperti itu adalah ajaran dari Pancasila. Jangan dilunturkan sifat bangsa Indonesia yang ramah dan sopan, serta penuh dengan rasa empati, hal ini lah yang perlu dibangkit kembangkan kembali,” urainya.

Sementara, Ginda Ansory narasumber yang juga dosen Universitas Bandar Lampung, mengatakan, bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945 sehingga menjadi Ideolgi Negara Indonesia. “Seluruh warga Indonesia wajib dan taat kepada Pancasila. Kita semua adalah keluarga meskipun berbeda agama kepercayaan suku, ras, budaya dan bahasa dan lainnya, kita berbeda beda tatapi tetap juga satu NKRI. Jangan sampai ada keributan/pertikaian soal agama, ” kata dia.

Selanjutnya, pemahaman tentang sila kedua Pancasila yaknk mengajarkan kita untuk berlaku adil jangan pernah membeda -bedakan orang lain, berbeda suku ras golonga, tidak boleh saling mencaci, justru saling menghormati.

Kemudian, Khaidir Bujung, narasumber ke dua juga mantan anggota DPRD provinsi Lampung, ia menjelaskan bahwa Pancasila sudah final sebagai dasar negara Indonesia. Dan Pancasila itu bukan agama, namun Pancasila lahir dari ramuan para Aulia-aulia dari seluruh agama kepercayaan yang ada di Indonesia.

Baca Juga  UKM Dominasi Pengurusan NIB di OSS-RBA Kota Bandarlampung

“Bangsa Indonesia punya banyak perbedaan baik suku budaya dan agama. Namun, semua agama menghormati satu sama lain, apakah ada yang melarang kita untuk beribadah puasa atau ibadah lainnya. Hal ini membuktikan bahwa di Indonesia terasa nyaman dalam beribadah. Agama saja tidak dipaksakan di Indonesia,” jelasnya.

Dan juga, banyaknya perbedaan baik berbeda suku bangsa dan lainnya ini adalah fitroh bagi bangsa Indonesia sendiri. “Pancasila rumah kita, rumah untuk kita semua, meski beda suku, agama, mari kita bersatu, sambung rasa saling asah asuh saling asa, demi kesatuan dan keutuhan NKRI,” tandasnya.(ron)

banner 336x280
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *