Gradasi Moral Pancasila, Marak Tauran dan Geng Motor

  • Share
banner 468x60

BANDARLAMPUNG-Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Endang Asnawi, melaksanakan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Bumi Raya, Kecamatan Bumi Waras, Selasa, (20/06/2023).

Politisi PDI-P Endang Asnawi menjelaskan, kegiatan tersebut adalah merupakan kewajiban sebagai anggota DPRD. Tujuannya agar warga paham taat dan patuh akan aturan hukum serta UUD 1945.

banner 336x280

Di era globalisasi seiring dengan perkembangan jaman yang serba canggih, diharapkan selalu menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungannya. Sebab, di Kota Bandar Lampung sendiri masih marak geng motor dan juga tauran antar pelajar. “Di Kota ini masih urgent soal geng motor dan tauran, makanya mari kita jaga anak-anak kita karena mereka itu adalah aset bangsa mari kita jaga dengan memberikan perhatikan lebih kepada merekamereka,” kata Endang Asnawi.

“Setelah dari sosialisasi ini, diharapkan ajari anak kita pengertian dari pancasila yang sebenarnya diamalkan dalam kehidupan sehar-hari. Ajak anak solat 5 waktu, patuh kepada orang tua, jangan mengambil gak orang lain, sopan kepada yang lebih tua, juga ajari menghargai hak orang lain,” ungkapnya.

Baca Juga  Sungai Way Blaw Mulai Dangkal Warga Kota Karang Minta Pengerukan

Sementara, Narasumber Anggalana SH ia menjelaskan bahwa esensi dari sosialisasi ideologis pancasila adalah berdiskusi tentang persoalan bangsa. Karena, saat ini selain marak tauran dan geng motor, ada masalah yang sangat kurcial yang menghantui anak bangsa adalah kecanduan getjet dengan game online. Hal ini jelas karena kurangnya dan menurunnya pendidikan moral Pancasila, akibatnya marak anak terlibat tauran dan geng motor.

“Di dalam pengamalan sila-sila pancasila terdapat ajaran gotong-royong guyub, diajarkan sopan santun, diajarkan untuk musyawarah mufakat dan juga saling menghargai sesama,” ungkapnya.

“Ada makhluk namanya getjet sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan untuk kebaikan, namun sebaliknya jika tidak, berdekatan saja akan tetapi semua main HP masing-masing. Dalam HP ada aplikasi tik-tok, youtube dan sebagai,banyak hal positif dan negatif nya, makanya bijaklah dalam penggunaan hp,” jelas dia.

Pendidikan karakter bukan pendidikan pancasila, di rumah anak nangis kasih HP, tidak makan dikasih HP, akhirnya anak bukan taat kepada orang tua, tapi taat kepada HP. Nah, jika dibiarkan maka generasi muda akan jadi generasi getjet, bahayanya nanti orang tuanya meninggal dia tidak akan terasa sedih karena ada getjet.

Baca Juga  Politisi PAN: Peran Orang-Tua Penting Awasi Anak

Game online salah satu penyakit generasi muda. Oleh karena itu, diimbau kepada orang tua jika di HP anaknya ada game online mohon dihapus, karena game ini permainannya membunuh orang agar jadi pemenang. Jika tidak jadi pemenang maka jadi toxic. Karena di game ini didik harus membunuh orang yang ada di game. Mari kembali kepada ajaran dan sila-sila pancasila.

Di lokasi yang sama, narasumber ke-dua Rahmat Cahya Aji memaparkan tentang wawasan kebangsaan. Menurut dia, wawasan kebangsaan adalah cara pandang terhadap bangsa dan juga terhadap NKRI atas keragaman dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan.

“Perbedaan ini adalah anugerah dari allah agar kita saling mengasihi dan menyayangi. Walau beda agama dan suku budaya mereka ada hak yang sama, sebagai warga negara Indonesia. Apa pun latar belakang itu kita tetap sama Bhineka tunggal ika berbeda-beda tapi tetap satu jua Indonesia. Semua sama walau beda pulau, semua sama dalam bingkai negara Indonesia,” tandasnya. (ron)

banner 336x280
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *