BANDARLAMPUNG-Dosen Universitas Lampung (Unila) Widya Rizki Eka Putri mengajak peserta sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) untuk mengingat kembali nilai-nilai Pancasila serta bagaimana mengamalkan lima dasarnya Pancasila.
Hal ini disampaikan dalam acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Wiwik Anggraini di Kelurahan Sepangjaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Minggu (04/12/2022).
“Sekarang ini anak-anak banyak memilih gatjed ketimbang main dengan kawan-kawannya, hal ini sangat berbahaya, karena tidak memupuk rasa kesetiakawanan dan rasa empati anak. Ajarkan anak akhlak dan budi pekerti sejak dini, sehingga mereka tau dan mengerti nilai-nilai dan norma Pancasila,” ujar narasumber dari Unila, Widya Rizki Eka Putri.
Dan juga, sambung dia, para orang tua juga wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila. “Mari kita mengingat kembali nilai-nilai Pancasila, bagaimana mengamalkan lima dasarnya pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Pengalaman silakan Pancasila sila pertama, ketuhanan yang maha esa, yakni mengandung makna bahwa setiap warga negara dijamin haknya untuk memilih agama sesuai keyakinan masing-masing, berketuhanan yang maha Esa.
Sila ke-dua kemanusiaan yag adil dan beradap, dalam Sila ke dua ini juga mengandung makna yakni penyeimbang dalam hukum, dimana kedudukan rakyat di negara Indonesia semua sama di mata hukum, dengan melihat masalah secara objektif dan mengedepankan praduga tak bersalah.
Sila ke tiga Persatuan Indonesia yang juga mengandung makna meski kita banyak perbedaan terdiri dari beberapa pulau pulau, suku budaya dan adat istiadat, namun kita tetap satu NKRI. Mesti banyak rongrongan dari oknum-oknum yang akan memecah belah NKRI namun tetap satu kesatuan Indonesia,
“Banyak upaya yang akan memecahkan belah persatuan dan kesatuan, ada terorisme bom bunuh diri dan ada juga isu pondamental politik dan isu lainnya. Jangan sampai jempol kita menebar fitnah menyebarkan berita hoax yang berakibat fatal sehingga dapat memecahkan persatuan bangsa, mari kita jaga keutuhan negara Indonesia,” paparnya.
Selanjutnya, sila ke-empat Kerakyatan sila ini implementasi untuk perwakilan rakyat dimana ada pesta demokrasi untuk wakil rakyat bdi Parlemen, makanya ada pemilihan umum (Pemilu) baik Pilpres, pileg dan Pilkada. Rakyat melilih pemimpin dan wakil di pemerintahan dan Parlemen.
Terlahir sila ke-lima Keadilan sosial. Dalam sila ini pemerintah memberi keadilan untuk rakyatnya, seperti pemberian subsidi BBM. Karena adanya subsidi BBM banyak dinikmati oleh orang kaya, bukan untuk rakyat kurang mampu. “Setiap liter bensin yang dibeli disubsidi oleh pemerintah. Subsidi BBM banyak dinikmati oleh orang-orang yang mampu sementara orang miskin banyak tidak menikmati,” jelasnya.
Sementara, narasumber lainnya, Ustadz Suparman memaparkan Wawasan Kebangsaan. Ia menjelaskan adabempat pilar kebangsaan Indonesia yakni Pancasila, UUD ‘1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. “Ini penting karena sudah banyak muncul ancaman, banyak muncul kelompok dan faham anti perbedaan, padahal membangun bangsa ini di atas perbedaan ada suku, budaya, agama dan khas dan lainnya, NKRI ada dan berdiri kokoh karena persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya. (ron)